Sabtu, 17-09-2011/ 17:27
Heiii malam..!aku kembali untuk menceritakan pengalaman
senang aku kemarin malam. Emmm, bagaimana yah? Ini senang apa tegang atau
sial?hahaha, tetapi tidak mungkin kalau sial. Memiliki rencana yang padat untuk
sore sabtu bersama doi...
Sabtu sore kami berangkat bersama dengan rencana matang
yang di bicarakan sehari sebelumnya yaitu ke tobucil (toko buku kecil) yang
berada di Jalan Aceh No. 56 Bandung 40113, yang kemudian akan dilanjutkan
ke Rumah Buku/Kineruku yang berada di Jl Hegarmanah 52, Bandung 40141. Tetapi ada
saja setiap rencana berjalan dengan tidak seharusnya pada saat di jalankan.
Sebelum ke Tobucil, doi minta untuk mampir mengembalikan benda milik temannya,
ya aku tidak masalah sekedar mengembalikan. Seperjalanan menuju untuk bertemu
temannya itu, kita melewati tempat makan bakso yang sudah lama dia ceritakan,
namanya bakso Akung. Tempat bakso favorit doi, di daerah sekitar dekat tempat
penjualan buku palasari tepatnya di Jalan Lodaya 123 Bandung. Heemmm memang weekend mengalahkan
segalanya, tempat yang lumayan besar itu dipenuhi orang-orang yang tujuannya
sama tidak ada lagi untuk makan baso. Tapi kamu tahu malam, kalau kamu mampir
untuk kesana jangan coba-coba untuk memilih menu mie basonya yah,aneh kan
aneh???namanya juga tempat makan baso,masa gak nyobain makan basonya hahahaaa…
Nyatanya memang benar, di bakso akung ini lebih enak menu
mie yamien dari pada mie baksonya. Bukan masalah basonya yang tidak enak,
Whuooo…! jangan ditanya lagi tentang baksonya, daging sapinya maknyuslah
pokoknya, mantep. Tapi mienya itu loh, lebih enak mie yamien buat pilihan makan
disana. Tetapi sayang, aku tidak tahu itu, aku di pesankan mie baso oleh doi.
Malam kamu tahu, dipesankan mie baso dengan satu porsi mangkok. Kamu bayangkan
satu porsi mie baso, yang porsinya tidak kalah gila ama porsi yang biasa di
makan oleh tukang-tukang bangunan yang makan kelaparan sehabis kerja proyek
bangunannya. Nelen ludah deh pokoknya, yahyahyah,,,akupun melahapnya dengan
,mencoba menikmati mie baso ini yang lama kelamaan aku menikmati dan
menyukainya. Namun, perut kecil ini tidak sanggup untuk melahap porsi itu.
Maaf ya sayang, maaf ya mie tercinta. Kamu tidak kuhabiskan
untuk saat ini, tapi lain kali aku mampir kesini lagi pasti ku habiskan ko,
dengan menu lain tapi.mie yamien..!!! hahaaaa….
Perut kecil ini sudah terasa penuh rasanya, tidak kuat
untuk menahan dan menampung makanan apa-apa lagi. Lalu kita melanjutkan kembali
perjalanan dengan tujuan awal keberangkatan, mengembalikan benda teman si doi.
Inilah awal mendekati detik-detik peng ospekan ku hahaaa,,,berhenti di
tempat lembaga villa merah untuk parkir dan menemani doi ngobrol bersama orang
yang ia kenal sebelumnya. Lalu doi mengajak untuk melanjutkan, untuk berjalan
sedikit menuju tempat makan. Stb namanya salah satu tempat makan steak di daerah Saung Anggrek Mirah di Jalan Anggrek, Bandung,
terlihat dari kejauhan sudah terlihat seseorang yang tidak asing pernah dilihat
di suatu buku. Lalu ditambah doi berkata, ada kang pidi, tuh mobilnya. Wew..!!!
aku terkagetkan dengan apa yang doi katakan, memang benar ternyata dia, yang
nan jauh disana kang pidi baiq.
Aaahhh,, harus bagaimana ini…pasti habis nih. Rasa senang
dan agak nervous datang masuk kedalam tubuhku ini. Ingin rasanya berbalik badan
dan berkata, aku pusing mau balik lagi ya buat istirahat tidur sebentar di
mobil saja.aaarrggghh..!! tetapi itu hal yang tidak mungkin. Jelas-jelas beliau
sudah melihat dari kejauhan. Dikit sedikit mendekat, sudah disambut dengan
meriah kegirangan mereka. Dan kata-kata mereka pertama yang aku dengar, tidak
kalah seperti anak-anak muda zaman sekarang. Cie, cie siapa ni??lalu aku
mengikuti doi untuk bersalaman dengan kang pidi, tidak sempat untuk bersalaman
dengan kedua orang lagi yang disitu yaitu manager The Panas Dalam dan seorang
cewe anak The Panas Dalam, aku sudah ditarik saja oleh kang pidi unutk duduk
bersebelahan dekat dengan beliau.
Mulailah penderitaanku. Tidak terkontrol emosi ini, aku
hanya bisa tersenyum dan memerkan gigi-gigi bersama behelku ini dengan rasa
yang tidak karuan. Lalu kang pidi memulai peng ospekan ini dengan
pertanyaan-pertanyaan anehnya, kang pidi : “kamu bogoh teu ka si jae? Oh
no,apa-apaan ini di depan orang-orang begini dan baru saja kedatanganku di
tempat ini, permainannya seperti kilat yang tiba-tiba menyambar, aku hanya bisa
tersenyum salah tingkah. Lalu beliau berkata kembali, kang pidi : “itulah
egoisnya seseorang, tidak mau mengatakan bahwa dia cinta sama seorang pacarnya.
Padahal cuman pertanyaan yang gampang loh, kalau kamu menjawab iya kan itu
sudah cukup menyenangkan hati pacarmu, kenapa harus malu” lalu beliau
melanjutkan, kang pidi : “jae ieu pacar maneh?” dan si doi hanya melemparkan
jawaban senyam senyum tersipu malu. Kang pidi : “ini juga sama saja” setelah
kedua kalinya si doi menjawabnya, jae :”iya yah :D dengan senyum lebarnya” lalu
melanjutkan kembali kang pidi :”bogoh teu ka si jae”, aku bilang iya, tidak
tertinggal senyumnya :D … sudah deh ikut permainan saja selagi kamu berada
ditempat orang lain dan selama dia yang memegang permainannya heheheee, biar
masalah yang bertubi-tubi tidak datang untuk mampir unjuk gigi dan menghujammu.
Seketika aku pun di tinggal doi untuk menemani salah satu
temannya mengembalikan suatu barang. Dengan rasa kesal dan sedikit tidak
nyaman, aku merasa geram.eerrrrr, si jae..! dia berkata, jae : “sepeuluh menit
saja ko speluh menit ya ya ya J “
Setelah doi pergi, aku terpaksa ikut membaur tanpa adanya
dia bersama teteh yang berada disitu dan juga kang pidi. Dia salah seorang yang
low profile dimataku, pandai mengambil perhatian orang lain, menarik, pandai
berbicara dan bercerita, selera humor yang tinggi, ya mungkin bisa dikatakan
cerdas, dan satu lagi..!bisa dikatakan beliau jagonya nge-buli orang hahhaha….
Waktu lama-lama membius diriku merasakan dapat membaur
bersama mereka yang baru aku kenal dengan santai, menikmati cerita-cerita
kecil seorang Pidi Baiq yang selama ini aku kenal hanya melewati buku
karyanya ataupun hanya melewati twitter miliknya yang aku ikuti. Cerita-ceritanya
membawa aku untuk berjalan dengan waktu, yang akhirnya dua orang temannya lagi
datang, diikuti beberapa menit kemudian doi dan temannya datang setelah benda
itu sudah dikembalikan kepemiliknya. Eemmm, tidak jauh dari kebudayaan
Indonesia…basa-basi dikit lalu kami izin untuk pergi. Seketika itu kang Pidi
sedang tidak ada disitu, jadi kami pergi tanpa izin beliau, tidak apalah kalau
ada beliau sepertinya susah lagi untuk izin pergi.
Fyyuuuhhh..!!!akhirnya penderitaan ini selesai, tetapi ini
termasuk pengalaman menarikku ahaha, memang sedikit berlebihan :D
Yeay…!!!kita pun melanjutkan perjalanan, ke Tobucil. Aku
ceritakan sedikit mengenai Tobucil yah malam. Tobucil awalnya
hanyalah sebuah klab baca dari sekelompok orang yang memiliki kesamaan tujuan
untuk menjadikan membaca sebagai kegiatan yang santai dan menyenangkan.
Aktivitas tersebut dilakukan dari rumah ke rumah dan selalu membahas
karya-karya sastra dari dalam dan luar negeri. Setelah berjalan sekitar 1,5
tahun terhenti, karena masing-masing orang sibuk sendiri-sendiri. Nah
pada medio Mei 2001, beberapa aktivis baca tersebut kembali bertemu dan ingin
membentuk toko buku kecil. Maka diambilah nama Pasar Buku Bandung. Dari
sini kegiatan Klab Baca berlanjut hingga setahun kemudian toko buku tersebut
berganti nama menjadi Toko Buku Kecil (Tobucil).
Pada saat kegiatan berjalan, klab baca
tersebut berkembang menjadi klab-klab lain seperti klab baca minggu sore, klab
baca Pramoedya, klab dongeng, ngobrol bareng, bahas buku, festival film, dan
lain-lain. Tobucil sendiri akhirnya berkembang menjadi toko buku gaya hidup.
Beberapa klab lain seperti klab baca di sebuah stasiun radio di Bandung juga
diajak bermitra. Hampir setiap
hari tempat ini dikunjungi berbagai komunitas yang datang dengan berbagai
kebutuhan. Selain di bidang baca-membaca, Tobucil juga menyediakan
pelatihan, seperti merajut, merenda, dan klub penulisan kreatif. Selain itu,
Tobucil juga membuka pelatihan berjangka tiga bulanan. (Sumber : http://www.tnol.co.id/id/community/groups/viewgroup/266-Tobucil.html)
Karena aku berniat ingin bisa menulis,
dengan rekomendasi doi aku di ajak untuk mengikuti klab menulis ini, kita
disana hanya sekedar bertanya saja, karena pendaftaran kelas baru belum mulai
untuk dibuka. Kita lanjutkan.!!!setelah itu perjalanan ini membawa kita pergi
dan mengunjungi Rumah Buku/Kineruku, tempat yang asik, nayaman, dan seru. Untuk
pertama kalinya aku mengunjungi tempat peminjaman buku sperti itu. Dengan mata
berbinar-binar dan perasaan terharu, terucap dihati kecil “terimakasih ya Pak
Boss, sudah mengajak aku ketempat-tempat yang baru untukku, yang sangat
menarik, menjadi semangat inspirasiku…terimakasih untuk hari ini yang
berharga..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar